Kajian Bedah Buku " Mereka Menanti Kita " Ustadz Fariq Gasim Anuz 24 Mei 2015



Resensi Buku: Mereka Menanti Kita

Judul Buku:
Mereka Menanti Kita
Penulis:
Fariq Gasim Anuz
Penerbit:
Daun Publishing, Jakarta, Cet. I, Desember 2014, xi + 84 hlm


Dr. Abdurrahman Sumaith (15 Oktober 1947 – 15 Agustus 2013), seorang dai dari Kuwait, pernah merasa sedih hingga meneteskan air mata. Penyebabnya, suatu ketika beliau pergi ke suatu daerah di pedalaman Afrika. Alhamdulillah banyak penduduk di sana yang masuk islam melalui perantaraan beliau.

Setelah masuk islam, para mualaf itu lantas menangisi orang tua mereka yang telah wafat dalam keadaan memeluk agama selain islam. Mereka berkata, “Kemanakah kalian wahai kaum muslimin? Mengapa kalian datang terlambat? Kemana kalian selama ini?” Kata-kata ini membuat beliau menangis lantaran menyesali keterlambatan dakwah beliau di desa tersebut. Tokoh yang selama 29 tahun, engan izin Allah, berhasil mengislamkan 11 juta orang di Benua Afrika itu merasa bertanggung jawab atas mereka yang wafat dalam kondisi kufur.
Itulah sepenggal kisah yang dinukil oleh penulis buku ini. Melalui artikel berjudul “Mereka Menanti Kita”, penulis mengingatkan dan mengajak kaum Muslimin bajwa berdakwah merupakan tugas setiap Muslim. Penulis yang juga seorang dai keliling Indonesia dan setiap tahun selama beberapa bulan berkhidmat di Jeddah, Arab Saudi, menegaskan bahwa berdakwah bukan hanya kewajiban dai, ustadz, atau orang-orang yang paham agama. Konotasi dakwah tidak hanya terbatas pada majelis taklim.
Dakwah seharusnya menjadi komitmen setiap Muslim untuk menyebarkan Islam kepada orang-orang terdekatnya dan menyebar ke lingkungannya. Buku ini berisi tentang kisah nyata yang menggugah dan kumpulan mutiara nasehat. Melalui bukunya penulis berupaya menyemangati kaum Muslimin agar selalu optimis dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi umat. Ia berupaya memotivasi kaum Muslimin agar lebih sungguh-sungguh dalam menggapai hidayah bagi orang lain, serta berusaha semaksimal mungkin mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya untuk pulang ke negeri akhirat.

Hal itu ditegaskan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam sabda Beliau, ‘Sesungguhnya yang akan kembali kepada orang yang beriman dari amal dan kebaikannya setelah ia wafat adalah ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak shaleh yang ia tinggalkan, mushaf Alquran yang ia wakafkan, masjid yang ia bangun, rumah yang ia bangun untuk perantau, sungai (air) yang ia alirkan, sedekah yang ia keluarkan dari hartanya saat ia sehat dan masih hidup, (pahala seluruh amal dan kebaikan itu) akan sampai kepadanya setelah ia wafat.” (HR Ibnu Majah)

Secara keseluruhan buku tersebut memuat tujuh artikel yang sebagian besar ditulis oleh penyusun saat berada di Jeddah, Jumadil Akhir – Dzulqa’dah 1434 H (Maret – September 2013). Artikel pertama berjudul “Jalan Lurus” tentang makna doa memohon jalan lurus. Kedua, “Orang-orang yang Paling Merugi”, berisi makna surah al-Kahfi ayat 103. Berikutnya, “Jadilah Dokter, Bukan Hakim” yang bertutur tentang cara berdakwah dengan bijaksana dan sikap penyayang saat mengharap hidayah bagi semua orang.

Artikel keempat berjudul “Tidak Ada Daya dan Kekuatan Kecuali dengan Pertolongan Allah”. Artikel kelima, “Kisah Amar Bugis”, yang penuh inspirasi dan hikmah. Berikutnya, “Bahaya Ambisi terhadap Kehormatan”, dan ditutup dengan artikel ketujuh berjudul “Mereka Menanti Kita”.

Sumber :http://www.fariqanuz.com/resensi-buku-mereka-menanti-kita/